A. Pengertian dan Ciri-ciri Assessment Authentic
1. Pengertian
Assessment autentic sering disebut juga assesment performance atau assesmen alternatif namun bila dikaji lebih lanjut ketiganya memiliki arti berbeda Assessment autentic (penilaian otentik) menurut Wiyono dan Sunarni (2009: 41) merupakan menunjukkan siswa-siswa dengan tugas-tugas yang bermakna bagi kehidupan. Authentic Assesment berarti memiliki nilai kesepadanan baik dalam konteks internal maupun konteks eksternal. Konteks internal mengacu pada proses pembelajaran di kelas, dan koteks eksternal mengacu pada kehidupan nyata.Assesment performance atau (penilaian kinerja ) dalam E. Gronlund & Waugh (2009:143) “performance assessment is needed when performance skills are not adequately assessed by paper and pencil test alone.For example, science courses are concerned with laboratory skills, english and foreign-language courses are concerned with communication skills,..” jadi penilaian kinerja diperlukan ketika test tulis tidak cukup untuk mengkaji penilaian keterampilan kinerja melalui proses pembelajaran yang menunjukkan kemampuan peserta didik. Menurut Wiyono& Tumardi (2003:29) penilaian performasi adalah proses mengumpulkan informasi melalui pengamatan secara sistematis untuk mengambil keputusan terhadap siswa. Sedangkan, assesmen alternatif (penilaian alternatif) diartikan sebagai pemanfaatan pendekatan non-tradisional untuk memberi penilaian kinerja atau hasil belajar peserta didik atau mahasiswa.Dalam Wiyono dan Sunarni (2009:41) assesmen alternatif biasanya merupakan lawan dari test-test standar, seperti test pilihan ganda.
Penilaian otentik (authentic assesment) merupakan konsep besar yang meliputi sistem pengukuran hasil belajaar dalam bentuk “produk intelektual yang bernilai, signifikan, dan bermakna”. Bilamana guru menerapkan model penilaian autentik untuk menghimpun informasi mengenai prestasi siswa, maka guru menerapkan berbagai kriteria yang berkenaan dengan ‘ konstruksi ilmu pengetahuan, disiplin dalam melakukan penelitian, serta nilai-nilai yang dapat siswa kuasai sesuai dengan harapan sekolah (Wikipedia, 2010)
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa authentic assesment yaitu proses penilaian perilaku kinerja mahasiswa secara multidimensional pada situasi nyata. Peserta didik dituntut dapat menunjukkan hasil belajar berupa kemampuan dalam kehidupan nyata, bukan sesuatu yang dibuat-buat atau yang hanya diperoleh di kelas, tetapi dikenal dalam kehidupan sehari-hari.
2. Ciri-ciri Assessment Authentic
Menurut Zainul (2005) ciri-ciri assesment authentic sebagai berikut:
a) Multi kriteria, kinerja peserta didik harus dinilai dengan penilaian lebih dari satu kriteria. Misalkan kemampuan peserta didik dalam berbahasa Inggris harus memiliki dasar penilaian dari aspek aksen, sintaksis, dan kosa kata.
b) Standar kualitas yang spesifik (dalam artian tidak ambigu dan jelas), masing-masing kriteria kinerja peserta didik dapat dinilai secara jelas dan eksplisit dalam memajukan evaluasi kualitas kinerja peserta didik.
c) Adanya judgement penilaian, membutuhkan penilaian yang bersifat manusiawi untuk menilai bagaimana kinerja siswa dapat diterima secara nyata (real)
Sedangkan, menurut Wiyono & Tumardi (2003:31) tugas performasi akan bisa menjadi Assesmen authentic, bila memiliki lima kriteria, yaitu:
a) Tugas bermakna bagi guru maupun siswa
b) Tugas dapat dirancang oleh siswa
c) Tugas membuat siswa menempatkan, menganalisis informasi, dan menggambarkan suatu kesimpulan
d) Tugas menuntut siswa mengkomunikasikan secara jelas
e) Tugas membuat siswa bekerja sama
Assesmen authentic dapat dilakukan melalui pemberian tugas yang bermakna Nitko, 2007 (dalam Wiyono & Sunarni, 2009: 42). Ada enam kriteria yang menunjukkan tugas yang bersifat autentik yaitu sebagai berikut.
- Menuntut siswa menggunakan pengetahuan yang dimiliki untuk menggunakan pengetahuannya dalam mengerjakan tugas.
- Bersifat kompleks dan menuntut siswa menggunakan kombinasi pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang berbeda.
- Menekankan pada respon, performasi , dan produk yang lengkap, adil, halus bahasanya, dan berkualitas tinggi.
- Jelas standar dan kriterianya untuk menilai respon, preformasi, atau produk yang benar.
- Mensimulasi cara yang memungkinkan siswa menggunakan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan tentang dunia nyata.
- Memungkinkan siswa menghadapi tantangan dan peranan seperti peranan dan tugas di lingkungan sekitarnya, baik dirumah maupun di masyarakat.
- Menekankan pada penerapan atau aplikasi, apakah siswa dapat menggunakan pengetahuannya dalam situasi nyata. Dengan kata lain, benar-benar dapat mengungkapkan apa yang diketahui atau dapat dilakukan oleh siswa.
- Berfokus pada asesmen langsung, yakni menelaah target atau sasaran pembelajaran secara langsung.
- Mendorong pemikiran terbuka, yakni siswa mengekspresikan apa yang diketahui secara bebas, bekerja sama, atau mengerjakan proyekdalam periode tertentu, tidak seperti tes pilihan ganda biasa.
A. Manfaat dan Tujuan Assessment Authentic
Menurut Indrakusuma (1993:10) Tujuan-tujuan penilaian pendidikan adalah- Mengetahui potensi seorang murid.
- Mengetahui apa saja yang telah dicapai anak.
- Mengadakan seleksi.
- Mengetahui letak kelemahan-kelemahan atau kesulitan-kesulitan yang di alami peserta didik.
- Memberi bantuan dalam pengelompokan peserta didik untuk tujuan-tujuan tertentu.
- Memotivasi peserta didik dalam belajar
- Memberikan bantuan dalam bimbingan ke arahpemilihan jurusan sekolah, dan selanjutnya kearah pemilihan pekerjaan.
- Menelusuri agar proses pembelajaran anak didik tetap sesuai dengan rencana,
- Mengecek adakah kelemahan-kelemahan yang dialami anak didik dalam proses pembelajaran,
- Mencari dan menemukan hal-hal yang menyebabkan terjadinya kelemahan dan kesalahan dalam proses pembelajaran,
- 4. Menyimpulkan apakah anak didik telah mencapai kompetensi yang ditetapkan atau belum.
Prinsip-prinsip dalam penilaian menurut Indrakusuma (1993:13) dibagi menjadi dua prinsip. Pertama, prinsip pelaksanaan artinya prinsip-prinsip perlu kita ikuti dalam kita melakukan atau mengadakan penilaian. Kedua, prinsip dasar artinya prinsip-prinsip yang perlu kita pegang sebagai pedoman kerja dalam kita melaksanakan penilaian. Jadi yang harus dimiliki dalam prinsip-prinsip assesment authentic adalah:
1) Proses penilaian harus merupakan bagian yang tak terpisahkan dari prosespembelajaran, bukan bagian terpisah dari proses pembelajaran
2) Penilaian harus mencerminkan masalah dunia nyata
3) Penilaian harus menggunakan berbagai ukuran, metoda dan kriteria yang sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar,
4) Penilaian harus bersifat holistik yang mencakup semua aspek dari tujuan pembelajaran (kognitif, afektif, dan sensori-motorik).
Dapat disimpulkan bahwa Asesmen otentik memiliki beberapa prinsip, antara lain sebagai berikut.
a) Proses penilaian harus merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses
pengukuran hasil belajar.Penilaian harus menggunakan ukuran, metode dan kriteria yang sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar
b) Penilaian harus mencerminkan masalah dunia nyata dan bukan masalah akademik semata.
C. Langkah- Langkah Authentic Assesment
Wiyono dan Sunarni (2009: 43) menyatakan ada beberapa langkah yang dilakukan dalam melaksanakan asesmen performasi siswa atau melaksanakan asesmen autentik. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut.
- Tahap pertama adalah menjelaskan performasi yang dinilai.
- Tahap kedua adalah menetapkan tugas yang dapat digunakan untuk mengukur atau menilai ketercapaian tujuan/target/sasaran pembelajaran.
- Tahap ketiga adalah mengembangkan rubik penyekoran atau rubik penilaian.
- Rubik Penyekoran Analitik
Gambar 3.1 Contoh Rubik penyekoran Kemampuan Menulis
No.
|
Komponen
|
Skor
|
1.
|
Faktor tulisan |
1 2 3 4 5
|
2.
|
Isi tulisan | 1 2 3 4 5 |
3.
|
Pengorganisasian tulisan | 1 2 3 4 5 |
4.
|
Tipe/ bentuk tulisan | 1 2 3 4 5 |
5.
|
Kaidah tulisan | 1 2 3 4 5 |
- Rubik Penyekoran Holistik
Gambar 3.2 Contoh Rubik Penyekoran Holistik pada Pertanyaan Essay
Jawaban Essay
|
Kriteria
|
|
- Rubik Penyekoran Holistik Bercatatan
- Rubik Umum
- Rubik Penyekoran Tugas Khusus
F. Contoh Assessment Authentic Penerapan model penilaian otentik berimplikasi pada disain pembelajaran. Menguasai pengetahuan yang dinilai dengan model tes pilihan ganda. Pembelajaran harus dikembangkan sehingga menghasilkan produk belajar dalam bentuk pengetahuan dan ketrampilan menerapkan pengetahuan pada kehidupan nyata. Produk belajar siswa bersifat kontekstual. Berikut contoh-contoh tugas yang termasuk dalam asesmen autentik :
1) Computer adaptive testing (sepanjang tidak berbentuk objektif), yang menuntut peserta didik untuk mengekspresikan diri sehingga dapat menunjukkan tingkat kemampuan yang nyata
2) Group performance assessment, yaitu tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik secara berkelompok
3) Individual performance assessment, yaitu tugas yang harus diselesaikan secara mandiri
4) Interview, yaitu siswa harus merespon pertanyaan lisan dari pengajar
5) Nontraditional test items, yaitu butir soal yang tidak bersifat objektif tetapi merupakan suatu perangkat respon yang mengharuskan peserta didik memilih berdasarkan kriteria yang ditetapkan
6) Observasi, meminta peserta didik melakukan suatu tugas. Selama melaksanakan peserta didik tersebut peserta didik diobservasi baik secara terbuka maupun tertutup.
7) Portofolio, suatu kumpulan hasil karya peserta didik yang disusun berdasarkan urutan waktu maupun urutan kategori kegiatan.
8) Project, exhibition, or demonstration, yaitu penyelesaian tugas-tugas yang kompleks dalam suatu jangka waktu tertentu yang dapat memperlihatkan penguasaan kemampuan sampai pada tingkatan tertentu pula
9) Mencongak menuntut jawaban singkat dari siswa, tetapi bukan memilih jawaban dari sederet kemungkinan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
- Assessment autentic menghendaki siswa untuk membangun sesuatu secara mandiri daripada memilih respon terhadap stimulus akademik.
- Asesment otentik lebih mengarah pada pengukuran kompetensi dibanding dengan kepribadian.
- Penilaian otentik adalah bentuk asesmen yang dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan tugas-tugas yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.
- Siswa diminta untuk mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan mereka atau kemampuan (kompetensi) di dalam situasi apapun yang sesuai dengan yang mereka hadapi.
- Dengan dukungan kebijakan untuk
mengarahkan sekolah-sekolah unggul menerapkan standar penilaian otentik
yang disinergikan dengan kemajuan penguasaan teknologi informasi sangat
terbuka peluang sekolah untuk lebih kompetitif dalam mempromosikan hasil
belajar dalam bentuk produk intelektual yang kreatif dalam bentuk teks,
gambar, hitungan, peta konsep, video, garis waktu yang menggambarkan
perkembangan. Lebih dari itu, sekolah selalu akan bergerak dari hasil
terbaik yang telah dicapai sebelumnya. Produk belajar siswa pada setiap
tahun dan jenjang disimpan baik sebagai sistem informasi sekolah yang
terbuka untuk diapresiasi publik
DAFTAR PUSTAKA
Wiyono,Bambang B & Tumardi.2003. Evaluasi Pembelajaran. Malang: Penerbit Elang Emas
E. Gronlund, Norman & Waugh, C.Keith. 2009. Assesment of Student Activement. New Jersey: Pearson Education,Inc.
Wiyono,Bambang B & Sunarni. 2009. Evaluasi Program Pendidikan dan Pembelajaran. Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan
Indrakusuma,AD. 1993. Evaluasi Pendidikan (Penilaian Hasil-Hasil Belajar). Malang: IKIP
0 komentar:
Posting Komentar