Format RPP pada kurikulum 2013 mengalami beberapa perubahan. Format
RPP sebelumnya diatur pada permendikbud Nomor 81A tentang implementasi
kurikulum. Format RPP dalam permendikbud nomor 81A adalah sebagai
berikut:
IDENTITAS
A. Kompetensi Inti (KI)
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
1. KD Pada KI-1
2. KD Pada KI-2
3. KD Pada KI-3
Indikator:___
4. KD Pada KI-4
Indikator:___
C. Tujuan Pembelajaran
D. Materi Pembelajaran
E. Media/Alat, Bahan dan Sumber Belajar
F. Metode Pembelajaran
G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
H. Penilaian.
Selain itu format RPP juga diatur dalam permendikbud nomor 58 tahun
2014 tentang Kurikulum 2013 SMP dan Permendikbud Nomor 59 Tahun 2014
tentang Kurikulum 2013 SMA. Di permen 58 tahun 2014 format RPP mengalami
perubahan dari permendikbud 81A, yaitu dihilangkannya Tujuan
Pembelajaran dan Metode Pembelajaran. Sedangkan di permendikbud nomor 59
tahun 2014 format RPP beragam masing-masing mata pelajaran, ada yang
tetap seperti permendikbud nomor 81A/2013 ada pula yang menghilangkan
Tujuan Pembelajaran dan Metode Pembelajaran. Ketika saya mengikuti
Bimtek wakasek kurikulum di Surabaya, instruktur menyatakan bahwa di
permendikbud nomor 59/2014 banyak sekali kontroversi sehingga kami
diminta untuk menelaah untuk usulan revisi permen 59/2014.
Selanjutnya diterbitkan permendikbud nomor 103 tahun 2014 tentang
Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran. Permendikbud itu merupakan pedoman
pelaksanaan pembelajaran untuk jenjang SD, SMP/MTs dan SMA/MA/SMK. Salah
satu isi permendikbud nomor 103/2014 adalah format RPP seperti di
bawwah ini:
IDENTITAS
A. Kompetensi Inti
B. Kompetensi Dasar
1. KD pada KI-1
2. KD Pada KI-2
3. KD Pada KI-3
4. KD Pada KI-3
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Indikator KD pada KI-1
2. Indikator KD Pada KI-2
3. Indikator KD Pada KI-3
4. Indikator KD Pada KI-3
D. Materi Pembelajaran
E. Kegiatan Pembelajaran
F. Penilaian, Remidial dan Pengayaan
G. Media/Alat, Bahan dan Sumber Belajar
Perbedaan format RPP pada permendikbud 81A/2013 dan permendikbud 103/2014 adalah:
1. Di permendikbud 81A/2013 terdapat tujuan pembelajaran dan Metode Pembelajaran sedangkan di permendikbud 103/2014 tidak ada.
2. Di permendikbud 81A/2013 hanya ada Penilaian sedangkan di permendikbud 103/2014 dilengkapi Penilaian, Remidial dan Pengayaan
3. Di permendikbud 81A/2013 indikator hanya untuk KD pada KI-3 dan KD pada KI-4 sedangkan di permendikbud 103/2014 indikator untuk KD pada KI-1 sampai KD pada KI-4.
Di format RPP pada permendikbud 103/2014 juga ditegaskan bahwa kegiatan saintifik (5M) tidak harus muncul dalam satu pertemuan.
Adapun permendikbud 103 tahun 2014 dapat diunduh disini
Jumat, 19 Desember 2014
Membuat Nilai 1 – 4 Yang Benar Pada Kurikulum 2013
Sistem penilaian kurikulum 2013 diatur
pada permendikbud nomor 104 tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar
Oleh Pendidik Pada Pendidikan Dasar dan Menengah.
Pada halaman 22 lampiran permendikbud
nomor 104 tahun 2014 dinyatakan sebagai berikut: “Kurikulum 2013
menggunakan skala skor penilaian 4,00 – 1,00 dalam menyekor pekerjaan
peserta didik untuk setiap kegiatan penilaian (ulangan harian, ujian
tengah semester, ujian akhir semester, tugas-tugas, ujian sekolah)”
Dengan demikian pada ulangan harian kita tidak boleh lagi memberikan nilai 75 atau 90 misalnya, tetapi nilai yang harus diberikan adalah 3,75 atau 2,95 (misalnya).
Dengan demikian pada ulangan harian kita tidak boleh lagi memberikan nilai 75 atau 90 misalnya, tetapi nilai yang harus diberikan adalah 3,75 atau 2,95 (misalnya).
Lantas bagaimana cara membuat nilai 1 – 4
yang benar? Ada 2 hal yang akan kita bahas untuk membuat nilai 1 – 4,
yaitu mengkorversi nilai 0 – 100 menjadi 1 – 4 dan membuat nilai
langsung 1 – 4 dari hasil ulangan.
1. Mengkonversi Nilai 0 – 100 ke 1 – 4.
Permendikbud nomor 104 tahun 2014 baru
diterbitkan sekitar awal november 2014, walaupun permendikbud tersebut
ditandatangani 3 Oktober 2014, sehingga nilai yang dibuat oleh guru-guru
masih dalam 0 – 100, bukan 1 – 4, sehingga untuk menjadikan nilai 1 – 4
maka diperlukan konversi.
Rumus konversi yang saat ini dipakai adalah sebagai berikut:
M = (N/100) X 4 atau M = N/25. M adalah nilai 1 – 4 sedangkan N adalah nilai 0 – 100.
Misal nilai 90 dikonversi menjadi 90/25 = 3,60.
Ternyata rumus konversi itu kurang tepat,
bila tidak boleh dikatakan salah. Yang perlu kita perhatikan bahwa 0 –
100 dikonversi menjadi 1 – 4 bukan dikonversi menjadi 0 – 4.
Untuk mengkonversi nilai 0 – 100 menjadi 1 -4 (bukan 0 -4 lo) ada
baiknya kita pelajari lagi bagaimana mengkonversikan suhu dalam derajat Celcius menjadi suhu dalam derajat Fahrenheit.
Dalam skala celcius titik beku air 0o C sedangkan titik didih air adalah 100oC. Sedangkan dalam skala fahrenheit, titk beku air 32oF adalah sedangakn titik didih air adalah 212oF.Itu artinya 0 ekuivalen dengan 32 sedangkan 100 ekuivalen dengan 212,
Selisih titik didih dan titik beku air dalam skala celcius adalah 100 derajat, sedangkan selisih titik didik dan titik beku air dalam skala fahrenheit adalah 180 derajat. Sehingga untuk mengkonversi suhu skala celcius ke skala fahrenheit adalah sebagai berikut:
F = (180/100) x C + 32 atau F = (9/5) x C + 32, F adalah suhu dalam fahrenheit sedangkan C adalah suhu dalam skala celcius.
Misal C = 40 maka F = (9/5) x 40 + 32 = 72 + 32 = 104. Jadi 40o C = 104o F.
Dengan analogi konversi suhu di atas marilah kita cari rumus konversi dari 0 – 100 menjadi 1 – 4
Selisih 0 dan 100 adalah 100, sedangkan selisih 1 dan 4 adalah 3, sehingga rumus konversinya adalah sebagai berikut:
M = (3/100) x N + 1, M adalah nilai 1 – 4 dan N adalah nilai 0 – 100.
Contoh N = 50, maka M = (3/100) x 50 + 1 = 1,5 + 1 = 2,5.
Untuk memperkuat pemahaman kita mengenai konversi ini, marilah kita perhatikan bagaimana rumus konversi skala celcius ke skala reamur.
Dalam skala celcius titik beku air 0o C sedangkan titik didih air adalah 100oC. Sedangkan dalam skala reamur, titk beku air 0oR adalah sedangakn titik didih air adalah 80oR.
Itu artinya 0 ekuivalen dengan 0 sedangkan 100 ekuivalen dengan 80
Selisih titik didih dan titik beku air
dalam skala celcius adalah 100 derajat, sedangkan selisih titik didik
dan titik beku air dalam skala reamur adalah 80 derajat. Sehingga untuk
mengkonversi suhu skala celcius ke skala reamur adalah sebagai berikut:
R = (80/100) x C atau F = (4/5) x C, R
adalah suhu dalam fahrenheit sedangkan C adalah suhu dalam skala
celcius. Rumus konversi in berbeda dengan Celicius ke Fahrenheit, yaitu
TIDAK ADA PENAMBAHAN 32, karena Celcius san Reamur sama-sama “berangkat”
dari 0, Sedangka Celcius dan Fahrenheit berbeda, Celcius “berangkat”
dari 0 sedangkan Fahrenheit “berangkat” dari 32, sehingga perlu
“penambahan” 32.
Sekarang perhatikan lagi rumus konnversi
nilai 0 – 100 menjadi 1 – 4 ada “penambahan” 1, itu dikarenakan 0 – 100
“berangkat” dari 0 sedangkan 1 – 4 berangkat dari 1. Artinya bila ada 10
soal seorang siswa tidak dapat menjawab sama sekali maka nilainya bukan
0 untuk skala 0 – 100, tapi dapat 1 untuk skala 1 – 4.
Bila 0 – 100 dikonversi menjadi 0 – 4
maka benar bahwa rumus konversi yang dipakai M = N/25, seperti halnya
rumus konversi Celcius ke Reamur. Tetapi nilai yang dipakai pada
kurikulum 2013 bukan 0 – 4 tetapi 1 – 4, sehingga rumus konversinya
adalah M = (3/100) x N + 1.
Masih Belum Yakin Bahwa M = N/25 Itu Salah?
Oke. Misal nilai 50 kita konversi ke
skala 1 – 4 dengan menggunakan rumus M = N/25 maka didapat M = 50/25 =
2. Nilai 50 itu adalah NILAI TENGAH pada skala 0 – 100. Dengan demikian
bila dikonversikan ke skala 1 – 4 seharusnya posisinya juga harus di
TENGAH. Coba kita lihat skema di bawah ini, apakah 2 berada di TENGAH?

Ternyata 2 tidak berada di TENGAH.
Mengapa? Karena 1 – 4 itu berangkatnya dari 1, berbeda bila kita
konversi menjadi 0 – 4 maka 2 itu posisinya di TENGAH, seperti gambar di
bawah ini.

Jadi untuk skala 1 – 4 posisi TENGAH adalah 2,5. hal ini diperoleh dari M = (3/100) x 50 + 1 = 2,5
2. Membuat Nilai Langsung 1 – 4 Dari Hasil Ulangan.
Analogi dengan konversi 0 – 100 menjadi 1 – 4 maka rumus membuat nilai 1 – 4 dari hasil ulangan adalah sebagai berikut:N = (S/S maks) x 3 + 1
Misal skoar maksimal 30, seorang siswa dapat skor 25 maka nilainya adalah N = (25/30) x 3 + 1 = 3,5
Langganan:
Postingan (Atom)